Thursday 20 December 2012

Tujuh (7) Faktor yang menyebabkan Dosa Kecil Menjadi Dosa Besar





1. Meremeh – temehkan dosa

Tidak merasa menyesal melakukannya, bahkan menganggapnya perkara kecil atau remeh serta enggan memohon keampunan daripada Allah.
 “Kalian menganggap remeh (dosa) tersebut, padahal hal itu termasuk perkara besar menurut pandangan Allah.”(QS An Nur 15). 
Rasulullah bersabda: “Waspadalah terhadap sikap meremehkan dosa, karena kapan saja seseorang melakukan hal tersebut, maka dia akan binasa.” (HR Ahmad, At Thabarani dan Al Baihaqi)

2. Merasa aman terhadap siksa Allah
 
Leka dan terbuai dengan kemurahan Allah dalam menutupi dosanya atau menyangka bahawa Allah sangat mengasihinya dan memberi perlakuan lain kepadanya. Dia tidak sedar bahawa itu adalah penangguhan daripada Allah untuknya.
“Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri: “Mengapa Allah tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu.” Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (Al- Mujadalah:8)

3. Merasa senang atau beruntung dengan dosa itu

Sikap seperti ini sudah sangat biasa kita saksikan pada hari ini. Contohnya , para pengamal rasuah, perompak, pencuri, penjudi, pezina, pemerkosa, penggemar video lucah, penggemar gosip, penfitnah dan lain-lain. Mereka merasa seronok dan beruntung jika dapat melakukan perbuatan tersebut. Bahkan  melakukannya sambil ketawa keseronokan.
“Barangsiapa berbuat dosa sambil tertawa, niscaya ia akan masuk neraka seraya menangis.”(HR Abu Naim).

4. Dosa yang dilakukan terus menerus

Melakukan dosa kecil secara berterusan hingga menutup kejernihan hati.
Rasulullah saw telah bersabda: “Berhati-hatilah kalian terhadap dosa kecil, sebab jika ia berkumpul dalam diri seseorang akan dapat membinasakannya.”(HR Ahmad dan Thabrani dalam Al Awsath). 


Seorang sahabat Rasulullah berkata, “Tidak dianggap dosa kecil jika terus menerus dan tidak dianggap dosa besar jika disertai dengan istighfar.” (Ucapan ini dinisbatkan kepada Ibnu Abbas ra berdasarkan atsar yang saling menguatkan satu dengan yang lain (ithaf as-sa ’adah al-muttaqin 10/687).

5. Mengekspos dosa secara terang 

Menunjukkan dan mempamerkan dosa yang dilakukan tanpa rasa malu sedikitpun. Menceritakan perbuatan atau melakukannya dengan terang – terangan akan mengundang perasaan orang lain yang mendengar atau melihatnya untuk ikut melakukan perbuatan dosa tersebut. 
Jadilah dua jenis dosa terkumpul menjadi satu sehingga keadaannya menjadi lebih berat. Jika masih ditambah lagi dengan anjuran atau ajakan kepada orang lain untuk melakukannya, serta penyediaan persekitaran untuk melakukannya, maka ia menjadi empat kejahatan dalam satu perbuatan. Urusannya pula menjadi semakin buruk.
Rasulullah saw bersabda: ”Seluruh umatku akan dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan dalam dosa (al mujahirun), termasuk terang-terangan dalam dosa ialah seorang hamba yang melakukan dosa dimalam hari lalu Allah menutupinya ketika pagi, namun ia berkata: “Wahai fulan aku tadi malam telah melakukan perbuatan begini dan begini !” (HR Muslim).

6. Pelakunya adalah orang alim yang jadi ikutan atau terkenal dengan kesolehannya

Apabila dia melakukan dosa itu dengan disaksikan orang lain, dosanya menjadi dosa besar. Seperti memperkecilkan orang lain atau berkata kasar dalam perdebatan atau menyinggung orang dengan sengaja atau sibuk mempelajari ilmu yang bertujuan hanya untuk mencari kedudukan, seperti ilmu teori perdebatan. Kesemuanya itu adalah dosa- dosa seorang alim yang cenderung ditiru orang lain. Ketika Si Alim meninggal dunia, kesalahannya tetap bertebaran di muka bumi dalam jangka waktu yang panjang. Sungguh malang orang yang membawa mati segala keburukannya.  
Allah berfirman: “Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan.” (Yasin:12)

7. Merasa tidak apa – apa 

Sesuatu perkara mungkar yang mungkin sangat biasa atau sering dilakukan orang sehingga dianggap bukan dosa lagi. Misalnya, berdusta semasa bergurau atau seperti selalu kita lihat di television, bersentuhan dengan yang bukan muhrimnya. Sedangkan pelakunya merasa tenang seperti tidakmelakukan sebarang kesalahan. Sikap seperti ini sangat bahaya kerana cenderung menganggap halal apa yang telah diharamkan Allah.
 “Dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah) ”. (At Taubah : 29).
 Aisyah berkata : Rasulullah saw bersabda: “Hai Aisyah berhati – hatilah terhadap dosa – dosa kecil, sebab pasti ada tuntutan dari Allah”.
Kita memang tidak dapat lepas dari dosa tapi juga jangan salah anggap terhadap dosa sehingga dosa yang sebenarnya kecil menjadi dosa besar. 
Marilah kita renungkan  kata-kata ini :“Janganlah engkau melihat kepada kecilnya dosa, tetapi lihatlah kepada siapa engkau berbuat maksiat. ”

Friday 14 December 2012

GAMBAR HIASAN





 Perbuatan mengumpat adalah Dosa Kecil


Membunuh anak adalah Dosa Besar